Dosen dan Mahasiswa Keperawatan Melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat tentang Hipertensi

Berita

Sigli – Mahasiswa dan Dosen melakukan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) mengenai Manajemen Peningkatan Kualitas Hidup Penderita Hipertensi. Sosialisasi itu bertujuan untuk membangun pengetahuan masyarakat terhadap hipertensi dan bahayanya sebagai penyakit silent killer atau pembunuh diam-diam.

Masyarakat setempat dan mahasiswa turut serta dalam acara Pengabdian Dosen dan Mahasiswa Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Jabal Ghafur di Puskesmas Bandar Baru, Sabtu (1-2- 2025).

Dari STIKes Jabal Gafur dihadiri oleh Ns. Miniharianti, S.Kep., M.Kep selaku Wakil Ketua I, Ns. Abqariah, S.Kep., M.Kep selaku Wakil Ketua II dan Dosen Prodi DIII Keperawatan. Sedangkan dari Puskesmas Bandar Baru di hadiri oleh H. Ibrahim, STP selaku Kepala Puskesmas, juga turut hadir Kepala Bagian dan CI Puskesmas Bandar Baru, Pijay.

Acara di awali dengan tensi darah, kemudian dilanjutkan dengan senam hipertensi yang di ikuti oleh masyarakat setempat dan mahasiswa, acara dilakukan di halaman puskesmas wilayah kerja Bandar Baru, Pidie Jaya.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi yaitu Manajemen Peningkatan Kualitas Hidup Penderita Hipertensi oleh Ns. Masri, S.Kep., M.Kep. Pentingnya gaya hidup sehat serta manajemen untuk mengendalikan hipertensi.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi, hipertensi biasanya didefinisikan sebagai tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih dalam beberapa pengukuran berbeda. Jika tidak dikontrol, hipertensi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan komplikasi lainnya.

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala. Meskipun begitu, secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah yang tinggi, padahal sesungguhnya tidak,” jelas Masri.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa hipertensi berat atau yang telah diderita selama bertahun-tahun dan tidak diobatilah yang dapat menimbulkan gejala seperti sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak napas, gelisah, dan pandangan menjadi kabur.

“Langkah awal yang dapat dilakukan untuk mengobati penyakit hipertensi adalah dengan mengubah pola hidup, mulai dari mengurangi konsumsi garam, olahraga aerobik, berhenti merokok, dan menurunkan berat badan sampai dengan batas yang ideal,” tuturnya.

Melalui sosialisasi ini, diharapkan masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya pencegahan dan pengobatan hipertensi. Dengan pengetahuan yang lebih baik, kita semua dapat mengambil langkah proaktif untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Mari kita bersama-sama wujudkan kualitas hidup yang lebih sehat dan bebas dari ancaman hipertensi.